14 Juli 2007 Makhrus Habibi
Bertemulah dengan banyak orang. Kemudian berkumpul dan berserikatlah. Agar unek-unek-mu “bersenggama” dengan unek-unek sedulur-mu. Dengan begitu retak-retak, jebol-jebol, bolong-bolong dan banyaknya kekurang-kekuranganmu itu lambat laun tertutup. Sekali-kali jangan berkesadaran bahwa kau tidak membutuhkan orang lain dan merasa sudah cukup dengan diri sendiri. Engkau bukan pertapa seperti Budha yang menghabiskan masa kesadarannya dibelantara langit-langitnya semadinya sendiri. Ketahuilah seikat sapu lidi itu mulanya cuma sebatang, yang cuma terasa panas jika dipai untuk mencambuk punggungmu. Paling-paling kulit arimu terkelupas sedikit, njleret, atau mungkin cuma bolot-mu yang ngglodoki. Namun jika lidi itu ada segenggam, menjadi lain jika dicambukkan ke punggungmu. Mak gedebuk, dari punggungmu bisa muncul gundukan daging baru, rasanya seperti di gepuk sebatang linggis sebesar lengannya anak umur tiga tahun. Aku melihatmu malam-malam wira-wiri, muter-muter, seperti kelelawar menerobos wilayah yang tak sanggup dipotret mata. Aku tahu kau ketemu dengan banyak temanmu. Bersendau gurau dan berkali-kali ada ide di antara kamu “semua kurang lengkap jika malam tidak atau tanpa minum anggur memabukkan atau pil setan”. Dan malammu habis, larut dalam irama syaraf dan nadi serta aliran darahmu yang tidak normal. Aku merindukanmu ada kesempatan untuk bicara yang mungkin lebih ada faedahnya. Tentang akar-akar penggangguran, tentang irama nasip wong cilik yang susah melulu, tentang budaya yang mungkin dan perlu kita jaga, pertahankan dan kembangkan, tentang mahalnya sekolah, tentang mungkin pekerjaan yang bisa diwujudkan di antara mesin-mesin ekonomi raksasa miliknya konglomerat dalam dan luar negeri yang menyingkirkanmu dari kampungmu sendiri tapi kau tidak menyadari. Aku tahu kau sudah berkumpul dan berserikat, namun perkumpulanmu dan perserikatanmu itu di bawah naungan departemen permendeman dan departemen keangkaramurkaan. Perkumpulan dan perserikatan yang mungkin memberi arti jika di situ kamu bicara tentang hak-hak kamu sebagai kamu, dia sebagai dia dan mereka sebagai mereka. Namun seluruhnya mesti bergerak dan bahu membahu seperti serentak dan kompaknya organ-organ di tubuh manusia ini. Ada tangan yang berfungsi selayaknya tangan, kaki, mata, hidung, telinga dan lain sebagainya. Berkumpul dan berserikatlah seperti sapu lidi. Agar dapat menyisihkan sampah. Sampah-sampah yang berupa keresahan hidup karena tidak punya uang, tidak bisa menyekolahkan anak, tidak atau belum menemukan cara untuk memperoleh pekerjaan, tidak atau belum mengerti ini dan itu tentang sesuatu yang penting untuk di ketahui dal lain-lain. Saudara-saudara mungkin sudah atau selalu bertemu dengan banyak orang dan berkumpul dengan saudara-saudara yang lainnya. Di warung kopi, di perempatan gang, di gardu post kampling, di pasar, di trotoar, trotoar, di mushola-mushola, masjid-masjid, dan di berbagai tempat lainnya. Namun mengapa dari tempat itu tidak atau belum lahir atau kalaupun sudah ada kenapa tidak maksimal ide di perkumpulan dan perserikatan itu menjadi lebih banyak faedahnya bagi banyak orang untuk kehidupan ini dan kehidupan setelah ini?
|
manuel massey 1033 n. holland, portland, or 97211
drug dealer