Tentang Kami |
|
Arsip Tulisan |
|
|
Membaca dan Membaca ... |
Sunday, June 3, 2007 |
Perubahan adalah suatu keniscayaan. Tak ayal setiap insan pasti akan berubah. Perubahan dalam diri dapat terjadi karena adanya beberapa hal, antara lain komunikasi dengan dunia luar, adanya transmisi sosial, perkembangan fisik dan mental atau karena tekanan yang mengharuskan kita melakukan penyetimbangan dalam diri kita, yakni dengan berubah. Masalahnya, ke arah manakah perubahan yang terjadi pada diri kita. Ke arah positif kah? Negatif kah? Atau perubahan kita hanya dengan jalan di tempat, melihat orang lain berubah, mengikuti arus. Jika kita adalah orang yang berubah ke arah positif, bersyukurlah kita. Tapi, jika yang terjadi justru perubahan yang negatif, maka kita mesti bersegera berbenah diri, mengingat kembali : Apa tujuan kita diciptakan Yang Kuasa di dunia ini? Atau kita justru berada pada golongan terakhir, diam di tempat (yang dikatakan oleh Rasul sebagai orang yang merugi). Pesan pertama yang disampaikan Ilahi kepada Rasul kita adalah perintah membaca. Membaca bisa diinterpretasikan dalam arti yang seluas-luasnya. Belajar, berkomunikasi, memahami kekuasaan Tuhan lewat ciptaan-Nya, tanda-tanda-Nya di alam, dinamika sosial, bencana, dan semuanya. Tapi sudahkah kita memahami pesan ini? Rasul yang ummi-pun ternyata justru mendapatkan perintah yang benar-benar merupakan sesuatu yang baru. Apa yang harus ku baca, sedangkan aku adalah orang yang ummi? Setelah Jibril mengulang pesan Tuhan untuk ketiga kalinya, barulah Rasul mengerti makna dari kata ‘’Iqra’’. Mestinya dari pengalaman pertama kerasulan Nabi kita, kita dapat mengambil pelajaran, perubahan adalah suatu keniscayaan. Jika hari ini kita adalah orang yang ummi, maka kita harus bersegera belajar untuk berubah. Pahami semua situasi, baca kondisi, baca keadaan dan baca pula kekurangan kita. Tak juga harus berubah secara spontan, semua tetap membutuhkan waktu agar diri kita tidak tersentak kaget, seperti tubuh yang tiba-tiba tidak mendapatkan makanan setelah sehari mendapatkan tiga piring nasi lengkap dengan sayur-mayurnya. Mahasiswa tak pernah akan ada bedanya dengan siswa SMA jika dia tak melakukan aktivitas rutin intelek, membaca. Membaca adalah jendela dunia, itulah istilah yang paling sering terucap ketika orang membahas masalah baca. Yuppp..bahkan lebih dari itu. Kita hanya akan bisa menulis ketika kita telah membaca. Bagaimana mungkin kita bisa menulis sementara otak yang menjadi tumpuan bagi kerangka pikir malah kosong blong. Ya kuncinya, membaca. Apalah artinya mahasiswa jika kita hanya termasuk dalam golongan mahasiswa yang gak hobi baca. Istiqamah adalah kunci kesuksesan dalam mengarahkan diri pada perubahan menuju kebaikan. Meskipun sedikit, perubahan yang tahap demi tahapnya kita lalui dengan penuh keistiqamahan akan membawa keberhasilan dalam diri kita. Sebuah pepatah Barat menyatakan bahwa ‘’Kesuksesan adalah 1% jenius dan 99% keringat’’. Jadi bagi kamu-kamu yang merasa bahwa dirinya tak pernah mampu untuk berubah, JANGAN TAKUT … Yakinkan dalam hati, bahwa perubahan merupakan kunci menuju kesuksesan. Niatkan dengan sebenar-benarnya, kemudian langkah-langkah kecil menggapai tujuan yang telah ditetapkan di awal. Jika di awal semester hingga semester ini kamu-kamu tetap menjadi mahasiswa yang tak pernah gemar membaca, tips ini mungkin bisa kamu jadikan sebagai acuan : Untuk memulai hobi membaca, carilah buku cerita ringan yang paling ngetrend, yang paling banyak diceritakan oleh teman-teman se-kampus. Kamu sudah baca ini belum? Bagaimana menurut kamu? Haa… misalnya yang sudah up to date sejak dua bulan lalu adalah novel dwilogi pembangun motivasi diri DI ATAS SAJADAH CINTA karya Habiburrahman El-Sirazi. Kalau kamu sudah baca novel Islami ini, kamu pasti bakal ngerasa bahwa membaca adalah sesuatu yang asyik. Kepuasan yang didapatkan sama seperti ketika kita menonton Spiderman 3, sama seperti ketika menonton Pirrates of Carribian, sama dengan menonton Sinetron Intan, sama dengan makan pisang goreng di depan Toko Sejahtera. Sama … sama … Setelah ada sedikit rasa pada buku, carilah teman yang punya hobi membaca buku. Kutu Buku juga gak papa. Yang biasanya pake’ kacamata tebel seperti pantat botol. Bukankah Rasul pernah berkata Kalau mau tahu seperti apa akhlak seseorang, lihatlah dahulu temannya. Hal ini juga seiring dengan kajian psikologi perkembangan bahwa perubahan yang terjadi dalam diri seseorang lebih dominan merupakan pengaruh dari lingkungan sekitar. Hal ini juga terjadi pada hobi-hobi yang muncul setelah kita bergaul bersama orang-orang tertentu. Jika kita selalu bersama dengan Ustadz, Insya Allah kita akan terbiasa untuk mengkaji masalah agama, membahas perkembangan komunitas ikhwan dan akhwat (haha …). Kalau kita selalu bergaul dengan anak-anak Punk, pengikut alirannya Funky Kopral, yakinkan hati bahwa dalam sebulan ke depan celana panjang yang kita pakai adalah celana Levis jenis mbotol, Rambut kita akan sejenis dengan rambut landak pada bagian tengahnya saja, kacamata kita akan sebesar kacamatanya Vokalis NAIF. Begitu pula ketika kita selalu bergaul dengan si Kutu Buku. Tidak tersindirkah kita jika tiap ada kesempatan si dia selalu membaca buku, membahas masalah yang penting, sementara kita hanya duduk bengong aja? Insya Allah kita akan berubah. Insya Allah … Amin Kalau perlu beli buku motivasi tentang nikmatnya membaca, misalnya ANDAI BUKU ADALAH SEBUAH PIZZA, QUANTUM LEARNING, ASYIKNYA BELAJAR, dll. Buku-buku ini kan sudah pada menjamur semua. Hal yang paling sering terjadi adalah kita merasa langsung malas membaca buku karena melihat tebalnya buku yang lebih dari tebalnya es kue, hurufnya kecil-kecil lagi. Mungkin dengan memilih jenis bacaan yang sesuai dan buku yang menarik, minat kita tidak akan segitu cepatnya pudar. Pahami keadaan kamu ketika membaca. Ingat, masing-masing orang mempunyai gaya belajar dan membacanya sendiri-sendiri. Ada yang bisa memahami bacaan ketika diiringi dengan musik, ada yang paham ketika mendengarkannya dari orang lain, ada juga yang paham membaca saat tengah malam. Nah, hal ini hanya akan kamu sadari karena kamu sering membaca, sehingga kamu bisa membedakan mana jenis belajar yang bermakna bagi kamu, dan mana yang tidak. Oke … beberapa tips di atas mungkin bisa kamu coba saat ini. Penulis memohon maaf jika terjadi kerancuan dalam beberapa bahasan di atas. Intinya, blog ini adalah tempat yang kembali menjadikan penulis sebagai orang yang belajar menulis. Tempat berkreativitas. Bagi kamu-kamu yang ingin tulisannya dimuat di blog ini, silakan email saja ke alamat yang tertera di atas. Jangan takut, tak pernah ada kata terlambat untuk mencoba. Yang penting : KITA BERPROSES. Makassar, 3 Juni 2007 M. Zainal Abidin (Penulis adalah mahasiswa Semester 6, pada Tadris Pendidikan Matematika, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, yang juga merupakan administrator pada blog alfalahconnection ini).
|
Posted by Al-Falah Connection @ 10:02 AM |
|
|
|
|